9 Februari 2016

Pengertian, Contoh dan Fungsi Sistem Saraf Tepi

Setelah kamu mengetahui pengertian dan fungsi sistem saraf pusat maka pembahasan kali ini akan membahas tentang fungsi sistem saraf tepi, pengertian sistem saraf tepi, sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom.

Sistem Saraf Tepi


Sistem saraf tepi adalah sistem saraf di luar sistem saraf pusat, untuk menjalankan otot dan organ tubuh.

Tidak seperti sistem saraf pusat, sistem saraf tepi tidak dilindungi tulang, membiarkannya rentan terhadap racun dan luka mekanis.

Sistem saraf tepi tersusun dari semua saraf yang membawa pesan dari dan ke sistem saraf pusat. Kerjasama antara sistem pusat dan sistem saraf tepi membentuk perubahan cepat dalam tubuh untuk merespon rangsangan dari lingkunganmu.

Sistem saraf ini dibedakan menjadi sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom.

1) Sistem saraf somatis

Tahukah kamu bahwa sistem saraf somatis disebut juga dengan sistem saraf sadar? Sistem saraf somatis terdiri dari 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang saraf sumsum tulang belakang.

Kedua belas pasang saraf otak akan menuju ke organ tertentu, misalnya mata, hidung, telinga, dan kulit.
Pengertian dan Fungsi Sistem Saraf Tepi
Sistem Saraf Somatis
Saraf sumsum tulang belakang keluar melalui sela-sela ruas tulang belakang dan berhubungan dengan bagian-bagian tubuh, antara lain kaki, tangan, dan otot lurik.

Saraf-saraf dari sistem somatis menghantarkan informasi antara kulit, sistem saraf pusat, dan otot-otot rangka.

Proses ini dipengaruhi saraf sadar, berarti kamu dapat memutuskan untuk menggerakkan atau tidak menggerakkan bagian-bagian tubuh di bawah pengaruh sistem ini. Tahukah kamu contoh dari sistem saraf somatis?

Contoh dari sistem saraf somatis adalah sebagai berikut. Ketika kita mendengar bel rumah berbunyi, isyarat dari telinga akan sampai ke otak.

Otak menterjemahkan pesan tersebut dan mengirimkan isyarat ke kaki untuk berjalan mendekati pintu dan mengisyaratkan ke tangan untuk membukakan pintu.

Ketika kita merasakan udara di sekitar kita panas, kulit akan menyampaikan informasi tersebut ke otak. Kemudian otak mengisyaratkan pada tangan untuk menghidupkan kipas angin.

􀂙Ketika kita melihat kamar berantakan, mata akan menyampaikan informasi tersebut ke otak, otak akan menterjemahkan informasi tersebut dan mengisyaratkan tangan dan kaki untuk bergerak membersihkan kamar.

2) Sistem saraf otonom

Pernahkah kamu kejatuhan cicak saat duduk santai? Apa yang kamu rasakan ketika kejatuhan cicak?
Kamu kaget, ketakutan, dan menjerit keras. Jantungmu berdetak dengan cepat. Pikiranmu kacau.

Reaksi yang membuat responmu dalam situasi ketakutan ini dikontrol oleh sistem saraf otonom. Sistem saraf otonom mengatur kerja jaringan dan organ tubuh yang tidak disadari atau yang tidak dipengaruhi oleh kehendak kita.

Jaringan dan organ tubuh diatur oleh sistem saraf otonom adalah pembuluh darah dan jantung. Sistem saraf otonom terdiri atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik.

Sistem saraf simpati disebut juga sistem saraf torakolumbar, karena saraf preganglion keluar dari tulang belakang toraks ke-1 sampai dengan ke-12.

Sistem saraf ini berupa 25 pasang ganglion atau simpul saraf yang terdapat di sumsum tulang belakang.

Fungsi dari sistem saraf simpatik adalah sebagai berikut.

a. Mempercepat denyut jantung.

b. Memperlebar pembuluh darah.

c. Memperlebar bronkus.

d. Mempertinggi tekanan darah

e. Memperlambat gerak peristaltis.

f. Memperlebar pupil.

g. Menghambat sekresi empedu.

h. Menurunkan sekresi ludah.

i. Meningkatkan sekresi adrenalin.

Kamu sudah mengenal sistem saraf simpatik, bagaimana dengan sistem saraf parasimpatik? Apa yang kamu ketahui tentang parasimpatik? Sistem saraf parasimpatik disebut juga dengan sistem saraf kraniosakral, karena saraf preganglion keluar dari daerah otak dan daerah sakral.

Susunan saraf parasimpatik berupa jaring-jaring yang berhubung-hubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh.

Urat sarafnya menuju ke organ tubuh yang dikuasai oleh susunan saraf simpatik. Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi yang berkebalikan dengan fungsi sistem saraf simpatik.

Misalnya pada sistem saraf simpatik berfungsi mempercepat denyut jantung, sedangkan pada sistem saraf parasimpatik akan memperlambat denyut jantung.