25 Desember 2015

Pengertian dan Macam-Macam Hama Pada Tumbuhan

Pembahasan kali ini akan membahas mengenai pengertian hama, macam-macam hama, hama dan penyakit pada tumbuhan, lalat  buah, walang sangit, gasir, tikus, artona dan wereng.

Hama 

Dalam perkembangan dan pertumbuhannya, tanaman sering mendapat berbagai macam gangguan dari lingkungan, misalnya berupa serangan hama, gulma, dan penyakit.

Hama merupakan salah satu pengganggu pada tanaman. Tanaman yang terserang hama dapat mati atau rusak. Berbagai gangguan tersebut dapat menurunkan produktivitas tanaman produksi.

Jika tidaknditangani dengan baik, serangan hama dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Bahkan tanaman tersebut dapat mati karenanya. Tahukah kamu, apa saja yang termasuk hama, gulma, dan penyakit tanaman? Mari kita pelajari bersama melalui uraian berikut ini.

Pengertian Hama

Hama adalah hewan yang mengganggu atau merusak tanaman sehingga pertumbuhan dan perkembangannya terganggu. Hama dapat merusak tanaman secara langsung maupun tidak langsung. 

Gangguan atau serangan hama dapat terjadi sejak benih, pembibitan, pemanenan, hingga di gudang penyimpanan.

Gangguan dan serangan itu dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hama yang menyerang tanaman ada beraneka ragam, misalnya wereng, gangsir, tikus, ulat tanah, lalat buah, walang sangit, dan kutu. Selain itu, tanaman juga dapat terserang berbagai macam penyakit. Penyakit tanaman dapat disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, dan alga.

Macam-macam hama

Contoh hewan yang termasuk hama antara lain sebagai berikut.

1. Wereng

Wereng adalah sejenis kepik yang menyerang tumbuhan dan menyebabkan daun dan batang menjadi berlubang-lubang. 
Jika serangannya parah maka daun akan menguning, kering, dan akhirnya mati. Wereng dapat dikendalikan secara kimiawi, misalnya dengan penyemprotan menggunakan insektisida. Menyemprot dengan pestisida harus menggunakan baju lengan panjang, sarung tangan, penutup muka (masker), topi, sepatu, dan diupayakan tidak melawan arah angin.

2. Gangsir

Gangsir merupakan binatang yang sering menyerang tanaman yang masih muda, misalnya tanaman yang baru dipindah dari persemaian. Gigitan gangsir menyebabkan tanaman mati karena batangnya putus atau patah. Potongan pangkal batang itu biasanya tidak dimakan tapi hanya diputus.

Serangan gangsir biasanya terjadi pada malam hari. Gangsir membuat liang di dalam tanah sampai kedalaman 90 cm dengan ciri khas ada onggokan tanah di permukaan liang.

Pencegahan yang dapat dilakukan antara lain dengan tidak menanam bibit yang terlalu muda karena disukai gangsir. Adapun pengendalian terhadap gangsir dapat dilakukan dengan menyiram larutan insektisida pada liang gangsir kemudian ditutup dengan tanah.

3. Tikus

Tikus merupakan hama tanaman yang sangat merugikan petani karena hal-hal sebagai berikut.

a. Menyerang tanaman pada masa persemaian, pertumbuhan, pembungaan, panen, hingga masa penyimpanan.

b. Sulit dikendalikan karena memiliki daya adaptasi yang baik.

c. Memiliki kemampuan berkembang biak yang tinggi dan penyebarannya cepat. Tikus betina dapat melahirkan 4 sampai dengan 12 anak dalam satu siklus reproduksi.

d. Memakan bagian tanaman seperti biji-bijian, umbi tanaman, dan buah.

Selain itu, tikus juga merusak batang tanaman. Tanda-tanda serangan tikus antara lain adanya kerusakan tanaman, ada jejak dan kotoran tikus, adanya bekas potongan-potongan pada tanaman yang dirusak tikus, serta adanya liang tikus.

Pengendalian tikus dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.

a. Pemberian racun tikus yang bersifat akut. Racun ini jika termakan oleh tikus dapat membunuh tikus hanya dalam beberapa jam.

b. Gropyokan, yaitu memburu dan membunuh tikus secara beramai-ramai dalam sebuah desa atau wilayah kelompok tani.

c. Emposan, yaitu dengan membakar campuran belerang dan jerami diarahkan ke dalam liang tikus. Sebelumnya lubang-lubang yang ada ditutup agar tidak ada tikus yang lari keluar melalui lubang lain.

d. Pengendalian biologis dilakukan dengan melepaskan musuh alami, misalnya burung hantu, kucing, dan ular sawah.

e. Penanaman padi secara serentak, yaitu agar serangan tikus tidak memusat pada salah satu wilayah persemaian.

4. Lalat buah

Lalat buah biasanya menyerang tanaman pada waktu musim hujan. Lalat betina menusuk buah-buahan dengan alat peletak telur untuk memasukkan telurnya ke dalam daging buah.
Pengertian dan Macam-Macam Hama Pada Tumbuhan
Gambar: Lalat Buah

Telur akan menetas dan menjadi belatung yang memakan buah tersebut sehingga buah akan busuk dan rusak. Pengendalian lalat buah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

a. Sanitasi lingkungan dengan membersihkan semua buah yang rontok.
b. Pemasangan perangkap berupa sex pheromon.
c. Penyemprotan insektisida secara berselang-seling. Penyemprotan dilakukan pada pagi hari ketika masih ada embun.

5. Walang sangit

Walang sangit merupakan serangga hama tanaman padi. Setiap kali bertelur, serangga betina dapat menghasilkan 100–200 butir telur. Telur-telur tersebut diletakkan pada daun bendera tanaman padi.

Telur yang telah menetas akan menjadi nimfa yang berwarna hijau dan berangsur-angsur menjadi coklat. Nimfa dan imago menyerang buah padi yang sedang matang susu dengan cara menghisap cairan buah sehingga menyebabkan buah menjadi hampa.

Pengendalian terhadap wereng coklat dapat dilakukan dengan cara menanam secara serentak, sanitasi tanaman yang terserang, atau dengan penyemprotan insektisida dengan dosis yang sesuai.

6. Artona

Hama ini temasuk lepidoptera (kupu yang merusak tanaman ketika stadia larva). Artona menjadi hama bagi tanaman kelapa. Ulat yang baru menetas menyerang dengan menimbulkan gejala serangan titik-titik pada daun. Setelah agak besar, ulat menimbulkan gejala serangan garis-garis pada daun.

Selanjutnya, ulat yang cukup besar memakan daun kelapa berikut tulang daunnya sehingga daun kelapa hanya tinggal lidinya saja. Pengendalian terhadap artona dilakukan dengan memangkas daun kelapa yang sudah terserang agar ulat dan kepompongnya ikut terbuang.

Pengendalian hayati dengan melepas parasit Apanteles artonae. Pada areal pertanaman yang luas dapat dilakukan penyemprotan dengan larutan insektisida yang bersifat sistemik atau racun perut.

Upaya pengendalian dan pemberantasan hama tanaman secara garis besar
dapat dilakukan melalui dua macam cara, yaitu secara kimiawi dan secara biologi.

Pengendalian secara kimiawi

Pengendalian hama secara kimiawi merupakan upaya pengendalian pertumbuhan hama tanaman menggunakan pestisida, yaitu zat kimia pembasmi hama tanaman. Pestisida terdiri atas insektisida, larvasida, fungisida, dan algasida.

a. Insektisida digunakan untuk memberantas serangga (insekta).
b. Larvasida digunakan untuk memberantas larva (ulat).
c. Fungisida digunakan untuk memberantas jamur (fungi).
d. Algasida digunakan untuk memberantas ganggang (algae).

Penggunaan pestisida harus dilakukan secara cermat dan hati-hati mengikuti aturan pakai. Hal ini karena pestisida terbuat dari zat kimia yang berbahaya. Dampak penggunaan pestisida antara lain sebagai berikut.

a. Dapat membunuh hewan lain yang sebenarnya bermanfaat bagi manusia.

b. Apabila masuk ke dalam bahan makanan dapat bersifat racun sehingga membahayakan kesehatan manusia.

c. Dapat merusak keseimbangan ekosistem.

Ada juga pengendalian hama secara kimiawi dengan menggunakan sistem fumigasi. Fumigasi adalah cara pengendalian hama dengan menggunakan gas beracun Methyl Bromide (CH3Br). Dengan dosis yang sesuai, fumigasi dapat membunuh rayap, tikus, kumbang, ngengat, dan lainlain.

Fumigasi memiliki tingkat penetrasi yang tinggi dan dapat membunuh semua tingkat perkembangan hama tanpa mengotori bahan atau tanaman yang difumigasi. Namun, karena bahan yang digunakan adalah senyawa beracun maka penggunaan lebih lanjut masih dipelajari lebih lanjut supaya tidak terjadi dampak yang merugikan.

Secara biologi

Pemberantasan hama secara biologi merupakan upaya pengendalian hama tanaman dengan menggunakan agen pemangsa alami (predator).

Contoh berbagai hewan pemangsa hama tanaman antara lain lebah penyengat, semut rangrang, dan burung hantu.

  • Ulat kupu artona diberantas dengan hewan semacam lebah penyengat.
  • Kutu loncat diberantas dengan semut rangrang.
  • Tikus diberantas dengan burung hantu.