7 Januari 2016

Bahan Kimia Pembasmi Serangga (Insektisida) dan Efek Samping Penggunaan Pembasmi Serangga

Berikut ini merupakan pembahasan tentang salah satu bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari yaitu Pembasmi Serangga, Insektisida, bahan kimia pembasmi serangga, bahan kimia insektisida, efek samping penggunaan pembasmi serangga.

Bahan Kimia Pembasmi Serangga (Insektisida)

Nyamuk termasuk serangga berbahaya yang sering mengganggu kita. Pernahkah kamu mendengar nama Aedes aegypti? Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah.

Oleh karena bahaya yang dapat ditimbulkan oleh nyamuk maka dilakukan berbagai cara untuk menghindarkan diri dari ganggguan nyamuk. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan obat anti nyamuk.

Berikut ini adalah jenis-jenis obat anti nyamuk yang banyak beredar di pasaran.

a. Obat nyamuk bakar.

b. Obat nyamuk semprot.

c. Obat nyamuk oles.

d. Obat nyamuk elektrik.

Sebenarnya obat anti nyamuk yang diciptakan dalam berbagai bentuk tersebut tidak hanya berfungsi mengusir dan membasmi nyamuk saja, tetapi juga akan berakibat sama jika dikenakan pada serangga yang lain. Bahan yang tidak disukai oleh nyamuk atau bahan yang dapat membunuh nyamuk akan berakibat sama bagi serangga yang lain.

Bahan-bahan kimia yang terdapat di dalam obat pembasmi serangga antara lain sebagai berikut.

a. Organoklor. Contoh: aldrin, dieldrin, lindan, dan DDT (dikloro difenil trikloroetana) yang kini dilarang penggunaannya.

b. Organofosfat. Contoh: malation, diaziton, fention, dan metil atau etil paration.

c. Antikoagulan. Contoh: wartarin, kumaklor, dan kumarin.

d. Zinkfosfida.

e. Karbamat. Contoh: propoksur, BPMC, dan karbofonun.

f. Arsen. Contoh: arsen pentoksida.

Obat nyamuk semprot biasanya mengandung bahan aktif yang termasuk golongan organofosfat yang bersifat racun pembunuh bagi serangga. Obat nyamuk bakar memiliki cara kerja mengusir nyamuk dari asap yang ditimbulkannya.

Obat nyamuk oles memanfaatkan aroma tertentu yang tidak disukai oleh nyamuk. Sedangkan obat nyamuk elektrik merupakan obat nyamuk yang memanfaatkan panas yang ditimbulkan oleh energi listrik untuk menguapkan bahan kimia tertentu yang aromanya tidak disukai oleh nyamuk atau serangga lainnya. Keistimewaan dari obat nyamuk jenis ini adalah tidak menimbulkan asap seperti pada obat nyamuk bakar.
Bahan Kimia Pembasmi Serangga (Insektisida) dan Efek Samping Penggunaan Pembasmi Serangga
Gambar: Obat Nyamuk Bakar

Pengaruh Penggunaan Pembasmi Serangga

Penggunaan insektisida tidak hanya mampu mengusir dan membunuh nyamuk, tetapi dapat juga mengusir atau membunuh serangga-serangga yang lain, seperti rayap, semut, lalat, kecoa, ngengat, kutu busuk, dan lain-lain.

Fungsi pemakaian obat pembasmi serangga pada umumnya meliputi tiga hal, yaitu mengusir, membasmi, atau mengusir sekaligus membasmi. Bagi para petani, kehadiran serangga dapat membawa masalah baru karena dapat mengganggu hasil panen mereka.

Insektisida digunakan untuk mengusir hama tanaman yang berupa serangga seperti walang sangit, wereng, kepik, dan sebagainya.

Efek Samping Penggunaan Pembasmi Serangga

Penggunaan insektisida sebaiknya disesuaikan dengan keperluannya saja. Pemakaian bahan kimia jenis ini bila berlebihan dan tidak hati-hati justru dapat membahayakan manusia.

Efek negatif dari pemakaian insektisida yang berlebihan atau pemakaian yang tidak hati-hati antara lain adalah keracunan yang dapat merenggut jiwa. Insektisida yang masuk ke perairan akan menimbulkan pencemaran air. Hal ini akan mengakibatkan terbunuhnya binatangbinatang air.

Penggunaan DDT sebagai pembunuh serangga telah dilarang oleh pemerintah karena DDT memiliki efek negatif bagi mikroorganisme. DDT dapat larut dalam pelarut lemak dan jaringan lemak.

Oleh sebab itu, racun ini menjadi mudah berpindah dari lingkungan ke jaringan lemak hewan. DDT tidak mudah terurai, akibatnya terjadi penumpukan DDT di dalam jaringan hewan atau tumbuhan.

Jika tumbuh-tumbuhan atau daging hewan yang tercemar tersebut dikonsumsi oleh manusia, akibatnya bisa fatal. Orang yang mengonsumsi dapat keracunan bahkan dapat terkena kanker yang berisiko kematian.
Pestisida jenis DDT digunakan di seluruh dunia dari tahun 1940-an sampai tahun 1970-an untuk membasmi serangga pemakan tanaman dan pembawa penyakit. Penelitian pada tahun 1960-an menemukan bahwa zat ini ternyata mengganggu proses reproduksi pada hewan dan sering merusak rantai makanan. Akhirnya penggunaan zat ini dilarang sejak tahun 1973. (Sumber: Microsoft ® Encarta ® Reference Library 2005.)
Selain itu, beberapa jenis obat semprot serangga masih menggunakan CFC sebagai bahan pendorong (propelan). Dengan demikian, penggunaan insektisida dalam bentuk semprot juga mempunyai efek samping yang sama dengan penggunaan parfum semprot, yaitu resiko makin lebarnya lubang ozon dan semakin tingginya suhu permukaan bumi.