Pengertian Minuman Beralkohol
Kamu tentu pernah mendengar kata ciu, arak, brem Bali, anggur, bir, atau champagne. Minuman-minuman tersebut termasuk minuman beralkohol.Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung alkohol. Apakah sebenarnya alkohol itu? Alkohol adalah senyawa organik turunan senyawa alkana dengan gugus OH pada atom karbon tertentu.
Para ahli kimia di Eropa pada abad pertengahan kemudian menggunakan istilah tersebut untuk menyebut sebuah senyawa berbau khas yang diperoleh dari penyulingan, yaitu etanol yang mempunyai rumus kimia C2H5OH.
Oleh karena itu, secara umum orang kemudian menggunakan istilah ini untuk menyebut sebuah senyawa alkohol secara spesifik (etil alkohol atau etanol).
Minuman beralkohol yang paling banyak dikonsumsi adalah bir. Hampir di seluruh penjuru dunia terdapat minuman yang berkadar alkohol 3–5 % ini dengan berbagai nama, warna, dan rasa.
Jenis bir yang berkadar alkohol cukup tinggi adalah sake, minuman khas Jepang. Bir jenis ini lebih pantas disebut sebagai anggur seperti wine, champagne, atau martini karena minuman ini berkadar alkohol sekitar 14–15 %.
Minuman beralkohol dengan kadar tinggi di antaranya brandy dari Perancis (biasa disebut cognac) dengan kadar alkohol (40–45 %), wiski dan vodka dari USA (40–50 %), gin dari Inggris dan Amerika (40–50 %), dan rum dari Jamaika (50–70 %).
Alkohol dengan presentasi yang lebih tinggi, bahkan sampai 100 % dapat dibuat melalui proses penyulingan lebih lanjut. Semua minuman bukan obat yang mengandung alkohol dikategorikan sebagai minuman keras.
Berdasarkan kandungan alkoholnya, minuman keras dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu kelompok A dengan kadar alkohol 1–5 %, kelompok B dengan kadar alkohol 5–20 %, dan kelompok C dengan kadar alkohol 20–50 %.
Bahya Minuman Beralkohol Kesehatan
Mengonsumsi alkohol dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan ketagihan yang sering disebut alkoholisme. Sedangkan pecandu alkohol disebut sebagai alkoholik.Ketergantungan terhadap minuman beralkohol dapat menyebabkan perubahan terhadap tingkah laku, disfungsi sosial, dan disfungsi kerja seorang alkoholik.
Ketika seseorang mengonsumsi minuman beralkohol, 20 % dari alkohol yang terkandung dalam minuman tersebut akan dialirkan ke dalam pembuluh darah. Sisanya dialirkan ke paru-paru dan diserap oleh usus halus, kemudian masuk ke aliran darah.
Selanjutnya darah membawa alkohol menuju ke hati. Jika kandungan alkohol yang berada dalam darah yang dibawa ke hati terlalu tinggi, hati tidak akan mampu untuk menetralisir seluruh alkohol.
Sisa alkohol yang tidak dapat ternetralisir oleh hati akan tetap berada dalam darah dan beredar ke seluruh tubuh sehingga menimbulkan efek-efek yang kurang baik bagi tubuh. Tabel berikut menampilkan beberapa efek minuman beralkohol terhadap tubuh.
Tabel: Efek Minuman Beralkohol
Selain efek fisik dan psikis di atas, pemakaian alkohol dalam jangka panjang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit, di antaranya fetal alcohol syndrome, sirosis hati, kardiomiopati, hipertensi, dan delirium tremens.
1) FAS (Fetal Alcohol Syndrome)
Fetal alcohol syndrome (FAS) merupakan cacat bawaan yang mengakibatkan bentuk kepala menjadi tidak simetris, kelainan tingkah laku, dan keterbelakangan mental.FAS terjadi karena seorang ibu yang mengonsumsi minuman beralkohol selama kehamilannya. Kandungan alkohol dalam darah si ibu mengakibatkan kelainan pada pertumbuhan janin yang dikandungnya.
2) Sirosis hati
Konsumsi minuman beralkohol yang berlebihan dapat menimbulkan sirosis hati (cirrhosis of the liver). Gambar di bawah ini menampilkan hati yang sehat dan hati yang terkena sirosis.Sirosis hati merupakan kelainan struktur dan fungsi hati karena matinya sel-sel hati. Sel-sel hati tersebut mati karena berbagai hal, misalnya zat-zat kimia (alkohol dan obat-obatan), virus, maupun logam beracun.
Tingginya kandungan alkohol dalam darah dapat membunuh sel-sel hati yang dilaluinya. Sel-sel hati yang belum mati akan menggandakan diri untuk menggantikan selsel yang telah mati. Akibatnya, muncul timbunan sel-sel baru.
Gambar: Sirosis Hati |
3) Kardiomiopati (kerusakan otot jantung)
Kecanduan alkohol dapat menyebabkan kerusakan otot jantung. Otot-otot jantung, terutama pada bilik kiri dan kanan, menjadi lebih besar dan kendur. Akibatnya, jantung tidak dapat memompa darah dengan normal.Kelainan aliran darah dari jantung akan menghambat kinerja ginjal untuk menyaring air dan garam. Tingginya kandungan air dan garam dalam darah akan meningkatkan volume darah yang berpotensi merusak paru-paru.
4) Hipertensi (tekanan darah tinggi)
Sebelumnya telah disebutkan bahwa konsumsi minuman beralkohol yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan otot jantung. Perubahan kondisi jantung akibat minuman beralkohol dapat menyebabkan meningkatnya tekanan darah yang dapat mengakibatkan stroke.5) Delirium tremens (DTs)
Beberapa kasus kecanduan alkohol menyebabkan timbulnya penyakit delirium tremens (DTs) yang ditandai dengan meningkatnya perasaan bingung, tidak dapat tidur, tekanan mental, dan halusinasi yang parah.Cara Pencegahan dan Penyembuhan
Tampaknya masyarakat harus lebih waspada dan lebih bersatu padu dengan aparat keamanan untuk memberantas peredaran minuman keras dengan cara-cara yang sesuai prosedur hukum.Pencegahan sejak dini untuk tidak membiarkan generasi muda kita terpengaruh oleh minuman beralkohol adalah sangat penting. Pengendalian diri bagi para orang tua untuk tidak mengonsumsi minuman yang dilarang hampir semua agama itu adalah sebuah keharusan.
Dan ini akan menjadi teladan yang baik bagi generasi muda kita. Selain itu, penanaman budi pekerti dan pendalaman ajaran agama akan sangat efektif menjauhkan generasi muda dari pengaruh negatif minuman keras.
Bagaimana jika sudah terlanjur mengonsumsi minuman keras dan bahkan ketagihan? Jika kecanduan masih dalam taraf ringan maka bantuan dari keluarga, teman, guru, dan orang terdekat sangat diperlukan.
Introspeksi diri dan bertobat untuk tidak kembali lagi mengonsumsi minuman haram tersebut bukanlah hal yang sia-sia jika kita bersungguh-sungguh.
Bagi yang sudah kecanduan berat, pertolongan seorang ahli kesehatan dan alkoholisme sangat diperlukan. Jika memang dibutuhkan, penanganan penderita dengan merawatnya di panti rehabilitasi akan lebih efektif.
Biasanya dalam masyarakat terdapat kelompok-kelompok sukarelawan yang menyediakan diri untuk membantu menangani korban ketergantungan minuman keras.
Mereka yang bekerja sebagai sukarelawan sebagian merupakan mantan pecandu yang sudah membebaskan diri dari pengaruh minuman keras sehingga pengalaman mereka sangat bermanfaat untuk kesembuhan si penderita.