14 Juni 2016

3 Cara Perpindahan Kalor (Panas) dan Contoh Perpindahan Kalor (Panas) secara Konduksi, Konveksi dan Radiasai dalam Kehidupan Sehari-hari

Berikut ini adalah pembahasan tentang perpindahan kalor (panas) yang meliputi jelaskan 3 cara perpindahan kalor, perpindahan kalor secara konduksi, perpindahan kalor secara konveksi, perpindahan kalor secara radiasi, perpindahan panas secara konveksi, perpindahan panas secara konduksi, perpindahan panas secara radiasi, pengertian perpindahan panas secara radiasi, contoh perpindahan panas secara radiasi, pengertian perpindahan panas secara konduksi, contoh perpindahan panas secara konduksi, pengertian perpindahan panas secara konveksi, contoh perpindahan panas secara konveksi, contoh perpindahan kalor secara konduksi, contoh perpindahan kalor secara konveksi, contoh perpindahan kalor secara radiasi, contoh konduksi dalam kehidupan sehari-hari, perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari, contoh konveksi dalam kehidupan sehari-hari.

3 Cara Perpindahan Kalor

Perpindahan kalor sangat besar manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, perpindahan kalor dari matahari ke bumi dan perpindahan kalor dari api ke panci, lalu ke bahan makanan yang kita masak.

Dari pengalaman sehari-hari, kalor berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah.

Perpindahan kalor dapat terjadi melalui tiga cara, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.

a. Perpindahan Kalor (Panas) secara Konduksi

Coba kamu perhatikan alat-alat dapur di rumahmu. Mengapa kebanyakan alat-alat tersebut diberi pegangan dari kayu? Apa tujuannya?

Jika sebatang tongkat logam dipanaskan pada salah satu ujungnya maka partikel-partikel pada ujung-ujung logam tersebut akan bergerak dengan cepat. Gerakan partikel yang sangat cepat akan mempengaruhi partikel-partikel di sebelahnya, demikian seterusnya.

Akibatnya, kalor yang diberikan pada salah satu ujung batang logam oleh partikel-partikel akan diteruskan ke ujung logam yang lain.

Walaupun partikel-partikel tersebut bergetar, perpindahan kalor ini tidak menyebabkan partikel ikut berpindah.

Perpindahan kalor dengan cara seperti ini disebut konduksi (hantaran), yaitu perpindahan kalor dalam suatu zat tanpa diikuti perpindahan partikel zat tersebut.

Pada umumnya, perpindahan kalor pada zat padat akan berlangsung secara konduksi. Konduksi kalor dapat terjadi jika ada perbedaan suhu.

Ada zat yang dapat menghantarkan kalor dengan baik, tetapi ada juga zat yang kurang dapat menghantarkan kalor.

Kecepatan aliran kalor tergantung pada

  1. perbedaan suhu antara ujung-ujung penghantar;
  2. luas penampang lintang penghantar;
  3. jarak kedua ujung yang berbeda suhunya;
  4. jenis bahan penghantar.

Setiap bahan memiliki nilai konduktivitas berbeda-beda. Nilai konduktivitas bahan menentukan mudah tidaknya bahan tersebut dalam menghantarkan kalor. Makin besar nilai konduktivitasnya maka makin baik sifatnya dalam menghantarkan kalor.

Contoh Penghantar kalor yang baik disebut konduktor, misalnya perak. Sebaliknya, bahan yang nilai konduktivitasnya rendah, sulit menghantarkan kalor. Bahan seperti ini disebut isolator, misalnya kayu.

b. Perpindahan Kalor (Panas) secara Konveksi

Konveksi hanya terjadi pada zat-zat yang dapat mengalir, yaitu zat cair dan gas. Konveksi yang terjadi pada zat cair dapat dilihat pada kegiatan berikut.

Petunjuk Kerja

Gambar: Praktikum Konveksi

  1. Isi gelas beaker dengan minyak goreng.
  2. Tambahkan pewarna makanan. Amati pewarna makanan yang mengendap di bagian bawah gelas beaker.
  3. Panaskan gelas beaker dengan api kecil. Setelah beberapa saat, amati gerakan pewarna makanan.

Bagian minyak yang dipanaskan akan memuai. Karena memuai, massa jenisnya menjadi kecil sehingga minyak naik ke permukaan.

Tempatnya akan digantikan oleh minyak dari tempat lain dan terjadilah aliran. Aliran minyak dapat diamati dengan melihat aliran pewarna makanan.

Molekul minyak mengalir dari bawah ke atas. Dalam perjalanannya, molekul akan bertumbukan dengan molekul-molekul minyak yang dilewatinya. Tumbukan antarmolekul ini terjadi terusmenerus sehingga semua bagian minyak akan menjadi panas.

Dalam peristiwa di atas, perpindahan kalor disertai dengan perpindahan partikel-partikel zat yang dilewatinya disebut konveksi.
Contoh konveksi kalor pada gas adalah terjadinya angin di pegunungan dan di pantai.
Angin Lembah Terjadi di Pagi Hari, Angin Gunung Terjadi di Sore Hari
Gambar: Angin Lembah Terjadi di Pagi Hari,
Angin Gunung Terjadi di Sore Hari

Sinar matahari memanaskan seluruh bumi. Tanah lebih cepat panas dibandingkan dengan udara. Hal ini mengakibatkan jalan di lereng bukit menjadi lebih cepat panas di pagi hari. Tanah yang lebih cepat panas akan memanaskan udara yang berada tepat di atasnya.

Udara mengembang dan menjadi lebih ringan. Udara akan mulai naik, tetapi tidak tegak lurus ke atas karena di atas udara tersebut masih ada udara sejuk yang menekan ke bawah. Udara yang hangat akan mendaki lereng yang hangat sehingga terjadi angin lembah.

Hal yang sebaliknya terjadi di sore hari. Matahari mulai meninggalkan lereng sehingga lereng mulai kehilangan panasnya.

Dalam waktu singkat, lereng menjadi lebih dingin daripada udara. Lapisan udara tepat di atas tanah menjadi lebih dingin dibandingkan dengan udara di atasnya. Udara ini akan meluncur ke bawah sehingga terjadilah angin gunung.

c. Perpindahan Kalor (Panas) secara Radiasi

Pernahkah kamu berdiam di sekitar api unggun? Apakah badanmu merasa hangat? Kamu dapat merasakan hangat dari api unggun karena terjadi perpindahan kalor secara radiasi (pancaran), yaitu perpindahan kalor tanpa melalui medium (zat antara).

Energi kalor dari matahari dipancarkan ke bumi dengan cara radiasi, yaitu melalui pemancaran gelombang elektromagnetik. Jika menyentuh suatu benda, gelombang elektromagnetik akan berubah menjadi kalor.

Alat yang digunakan untuk menyelidiki sifat pancaran dan penyerapan berbagai permukaan benda terhadap kalor adalah termoskop.

Dengan termoskop, diketahui bahwa benda yang permukaannya hitam akan bersifat sebagai pemancar dan penyerap kalor yang baik. Sebaliknya, benda yang permukaannya mengkilap bersifat sebagai pemantul dan sulit menyerap kalor.