Macam-macam Pencemaran Lingkungan
Salah satu dampak dari adanya peningkatan jumlah populasi manusia adalah munculnya masalah lingkungan, yaitu pencemaran. Ada beberapa jenis pencemaran yang dapat terjadi di lingkungan kita, di antaranya pencemaran udara, air dan tanah. Mari kita pelajari bersama.1. Pencemaran udara
Apakah kegunaan udara? Udara berperan penting dalam kehidupan. Oksigen digunakan untuk bernapas, karbondioksida digunakan untuk fotosintesis. Lapisan ozon berfungsi menahan sinar ultraviolet.Komposisi udara bersih normal di atmosfer kita adalah Nitrogen (78.09%), oksigen (21,95%), argon (0,93%) dan karbondioksida (0,031%).Menurut Peraturan Pemerintah no.41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara;
pencemaran udara didefinisikan sebagai masuknya atau dimasukkan zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam udara normal oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara normal turun (kadarnya berubah) sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara tidak dapat memenuhi fungsinya.Apabila susunan udara di atas mengalami perubahan dari keadaan normal maka udara tersebut sudah tercemar.
Pencemaran udara ini disebabkan oleh asap buangan, misalnya gas CO2, CO hasil pembakaran, debu, SO2, senyawa hidrokarbon (CH4, C4H10), asap rokok dan sebagainya.Zat-zat pencemar udara tersebut pada dasarnya masih belum membahayakan jika belum melebihi ambang batasnya. Ambang batas adalah ukuran batas atau kadar zat, atau komponen yang ada atau yang seharusnya ada dari unsur pencemaran yang dapat ditolerir/masih belum membahayakan keberadaannya dalam kadar udara normal.
Nilai ambang batas beberapa zat pencemar di udara dalam satuan part per million (ppm) dalam waktu 24 jam adalah NO2 (0,05), SO2 (0,10), dan CO (20).
Kualitas udara sangat tergantung pada iklim. Oleh karenanya, pencemaran udara dapat menyebabkan perubahan iklim yang tidak baik. Dampak yang ditimbulkan antara lain terjadinya hujan asam, kerusakan lapisan ozon dan berkurangnya jarak pandang karena kabut asap.
Gambar: Contoh Pencemaran Lingkungan |
2. Pencemaran air
Lihatlah sungai atau perairan di sekitarmu? Bagaimanakah kondisinya? Masih bersih atau sudah kotorkah? Mengapa perairan itu menjadi kotor? Darimanakah sumber pencemar itu?Sumber pencemaran air di antaranya limbah pestisida pertanian, limbah rumah tangga misalnya detergen, limbah industri dan sebagainya. Indikator dasar yang menunjukkan air lingkungan telah tercemar adalah perubahan fisik, perubahan kimia dan perubahan biologis.
Perubahan fisik meliputi warna, bau, rasa, suhu, endapan, koloid, bahan-bahan terlarut. Perubahan kimia meliputi keasaman, kandungan oksigen, kebutuhan oksigen, kandungan zat-zat kimia berbahaya.
Perubahan biologis meliputi adanya mikroorganisme indikator seperti populasi bakteri Escheria coli, dan mikroorganisme patogen.
Air yang belum tercemar tidak berwarna, berbau, berasa, oksigen terlarutnya (DO: Dissolved Oxygen) tinggi sedangkan kebutuhan oksigen (BOD: Biochemical Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand) rendah.Terjadinya eutrofikasi (pertumbuhan yang berlebihan pada ganggang) karena kandungan nitrat dan fosfat dan secara umum merusak ekosistem air.
3. Pencemaran tanah
Pencemaran tanah banyak diakibatkan oleh sampah organik dan an-organik dari rumah tangga, pasar, industri, pertanian, peternakan.Pencemar tanah umumnya adalah limbah padat yang berupa sampah nondegradable (tidak mudah terurai) seperti plastik dan pecahan gelas. Tanah yang tercemar akan berkurang kesuburannya hingga menurun fungsinya sebagai faktor produksi.
Cara Pengelolaan Lingkungan
Apa sebenarnya yang menjadi masalah utama dari persoalan lingkungan? Apa pula yang seharusnya kita lakukan agar masalah lingkungan itu tidak terjadi dan menimpa kita?Pengelolaan lingkungan adalah faktor penting untuk mengatasi masalah lingkungan. Tidak hanya memanfaatkan, tetapi kita juga harus memelihara, agar alam ini bisa bertahan lebih lama dan dapat memberi manfaat bagi manusia.Beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai upaya pengelolaan lingkungan, di antaranya.
- Perilaku hemat energi.
- Menerapkan prinsip reuse (menggunakan kembali) dan recycling (mengolah kembali) produk sampingan (limbah).
- Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil seperti bensin, minyak tanah atau solar dan mulai mencari, mengembangkan dan memanfaatkan sumber energi alternatif.
- Mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia penyebab polutan yang nondegradable (tidak mudah terurai).
- Mengembangkan dan menerapkan teknologi-teknologi sederhana untuk meningkatkan daya guna sumber daya alam.
- Menggalakkan budaya “kembali ke alam” dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, seperti penggunaan daun sebagai pembungkus pengganti plastik atau pemanfaatan zat pewarna alami, sebagai upaya mengurangi polusi.
- Mengurangi halaman yang dibeton/disemen dan menambah luas halaman yang ditanami tanaman sebagai upaya memelihara cadangan air.
Baca juga: Pengaruh Kepadatan Penduduk