Deskripsi Tanaman Saga
- Habitus berupa perdu merambat, membelit dengan panjang 6-9 m.Â
- Batang bulat, berkayu, percabangan simpodial, bila masih muda warnanya hijau dan setelah tua berwarna hijau kecoklatan.Â
- Daun majemuk, berselang-seling, menyirip ganjil, anak daun 8-18 pasang, bentuk daun bulat telur, ujung meruncing dan pangkalnya bulat, tepi daun rata dengan panjang 6-25 mm dan lebar 3-8 mm, berwarna hijau.Â
- Bunga majemuk, berbentuk tandan, bagian bawah berkelamin dua, bagian atas hanya terdiri dari bunga jantan, kelopak bunga bergerigi pendek, berbulu, berwarna hijau, benang sari menyatu pada tabung, panjang tangkai sari ±1 cm, berwarna putih, warna kepala sari kuning, tajuk bunga bersayap, berkuku pendek, lebar ±1 cm, pangkal bunga berlekatan pada tabung sari, berwarna ungu muda hingga kemerah-merahan.
- Buah polong, panjangnya 2-5 cm, jumlah buah 3-6 buah dan berwarna hijau.Â
Bentuk biji bulat telur, keras, panjangnya 6-7 mm dan tebalnya 4-5 mm, warnanya merah bernoda hitam. Akar tunggang dan berwarna coklat kotor.
Gambar Tanaman Saga
Biji Tanaman Saga |
Bunga Tanaman Saga |
Penampakan Tanaman Saga |
Klasifikasi Tanaman Saga
- Divisi : Spermatophyta
- Sub divisi : Angiospermae
- Kelas : Dicotyledoneae
- Bangsa : Fabales
- Suku : Fabaceae
- Marga : Abrus
- Jenis : Abrus precatorius L.
Â
Nama Umum dan Nama Daerah Tanaman Saga
Nama umum : Saga, Saga Manis
Â
Nama Daerah
Di beberapa daerah, tanaman Saga memiliki nama yang berlainan. Berikut ini beberapa nama lain tanaman Saga di beberapa daerah di Indonesia:
- Thaga (Aceh);Â
- Seugew (Gayo);Â
- Saga (Batak);Â
- Parusa (Mentawai);Â
- Kundi (Minangkabau);Â
- Kanderi (Lampung);Â
- Kenderi (Melayu);Â
- Piling-piling saga (Sampit);Â
- Taning bajang (Dayak);Â
- Maat metan (Timor);Â
- Walipopo (Gorontalo);Â
- Punu no matiti (Buol);Â
- Saga (Makasar);Â
- Kaca (Bugis);Â
- War kamasin (Kai);Â
- Mati-mati (Waraka-Seram);Â
- Aliweue (Atamona Seram);Â
- Pikalo (Amahai Seram);Â
- Kaitasi (Muaulu);Â
- Ailalu Picar (Ambon);Â
- Pikal (Haruku);Â
- Pikolo (Saparua);Â
- Seklawan (Buru);Â
- Idisi ma lako (Loda Halmahera);Â
- ldihi ma lako (pagu-Halmahera);Â
- ldi-idi ma lako (Ternate Tidore);Â
- Punoi (Arafuru); Kalepip (Kalana).
Manfaat/Khasiat Daun Saga
a. Aktivitas Antibakterial
Bedasarkan penelitian yang ada, Abrus precatorius Linn memiliki potensi antibakteri terhadap empat bakteri pathogen pada manusia yaitu Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhi, Salmonella paratyphi A, Salmonella paratyphi B, Klebsiela pneumonia, Corynebacterium spp, Bacillus subtilis, Streptococcus anginosus, Proteus mirabilis, Staphylococcus epidemidis, Candida albicans dan Staphylococcus aureus.Â
Â
b. Aktivitas Antioksidan
Ekstrak etanol biji saga rambat dievaluasi dengan menggunakan metode in-vitro untuk menentukan efek antioksidannya. Hasilnya ditemukan senyawa fenolik dalam ekstrak etanol biji Abrus precatorius sebanyak 95 mg/g yang setara dengan asam galat (r2=0.9976) dan jumlah senyawa flavonoid adalah 21 mg/g (r2=0.9985).Â
Penelitian in-vitro uji antioksidan ini menunjukkan ekstrak etanol biji Abrus precatorius memiliki aktivitas antioksidan yang kuat bila dibandingkan dengan senyawa butylated hydroxytoluene (BHT). Oleh karena itu ekstrak etanol biji Saga dapat berguna sebagai antioksidan kuat untuk mengobati berbagai penyakit manusia dan komplikasinya.
Â
c. Aktivitas Bronkodilator
Ekstrak methanol dari daun saga diteliti dengan metode in-vivo dan invitro pada marmut untuk mengetahui aktivitas bronkodilatornya. Hasilnya, ekstrak methanol daun saga memperlihatkan perlindungan maksimum 41,62% yang sebanding dengan salbutamol 47,52% yang berperan sebagai agen bronkodilator. Pengaruh ektrak methanol daun saga mampu memberikan efek aktivitas relaksasi otot.
Â
d. Efek Anti-diabetik
Efek antibakteri dari ekstrak kloroform-metanol biji saga (50mg/kg) diteliti pada kelinci yang menderita diabetes aloksan. Presentasi penurunan glukosa darah menunjukkan bahwa ekstrak kloroform-metanol biji saga memiliki kandungan trigoneline yang mirip dengan chlopropamide yang mampu menurunkan kadar gula darah pada diabetes aloksan.
Â
e. Aktivitas Larvasida
Beberapa tanaman diuji terhadap aktivitas larvasida nyamuk dan ditemuka 17 tanaman yang efektif. Diantara spesies tanaman tersebut, Cymbopogon citrates dan Abrus precatorius menunjukan aktivitas larvasida yang paling maksimal terhadap larva Culex quinquefasciatus (nyamuk yang dapat menyebarkan kaki gajah).
Â
f. Aktivitas Anti-epilepsi
Pada penelitian cross-sectional di Tanzania menunjukkan daun saga mampu memberikan efek anti-epilepsi ketika direbus dengan air dan diberikan secara oral sebanyak tiga sendok makan dua kali sehari.
Â
g. Memblokir Aktivitas Neuromuskular
Ekstrak etanol (95%) daun saga kering dengan konsentrasi 0.5μg / ml dapat memblokir aktivitas saraf frenikus diafragma.
Â
h. Antidepresan
Â
i. Aktivitas Anti-inflamasi
Daun saga dipakai sebagai obat tradisional sebagai penyembuh radang. Berdasarkan pengetahuan yang diketahui turun menurun, aktivitas antiinflamasi ekstrak daun saga diteliti pada telinga tikus yang mengalami peradangan. Ketika ekstrak saga diaplikasikan bersama dengan minyak kelapa sawit, terlihat terjadinya pengurangan respon inflamasi setelah 6 jam.
Ekstrak saga yang diaplikasikan bersama minyak kelapa sawit menunjukkan ada pengurangan inflamasi sebanyak 2%. Hal ini dapat menjelaskan secara bahwa pengobatan alami untuk antinflamasi dengan daun saga terbukti.